Mahasiswa Busana FT UNY Persembahkan Medali Emas untuk Indonesia pada ASC X di Vietnam

Dewinta Megarani, mahasiswa Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menyumbangkan Medali Emas untuk Indonesia dalam ajang Asean Skill Competition (ASC) X bidang Fashion Technology di National Convention Center, Hanoi, Vietnam (19-29/10-2014). Prestasi ini menjadi bukti bahwa kualitas dan keahlian pekerja atau kompetitor Indonesia cukup unggul dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Ajang kompetisi yang mempertandingan 25 kejuruan ini diikuti oleh 283 kompetitor yang berasal negara-negara anggota ASEAN yang terdiri dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja.

ASC merupakan kompetisi sekaligus arena unjuk kebolehan terhadap penguasaan kompetensi keterampilan kerja berbagai bidang kejuruan oleh para tenaga kerja muda (maksimal 22 tahun). Kompetitor dari Indonesia yang berlaga dalam ASC ke-10 ini berjumlah 44 orang. Para kompetitor ini telah melalui tahap seleksi yang sangat ketat dari tingkat provinsi hingga nasional dan mengikuti pemusatan latihan sehingga terpilih dua terbaik dari masing-masing kejuruan.

Dewinta, mahasiswa angkatan 2012 ini, menceritakan bahwa ia dan kompetitor lainnya pada bidang Fashion Technology diminta untuk membuat busana tradisional Vietnam, Ao Dai. “Kami mengerjakan busana tersebut mulai dari desain, pola, dekorasi hingga menjadi busana siap pakai untuk tiap model yang telah disisapkan”, cerita Dewinta.

“Sedangkan waktu yang diberikan hanya tiga hari dengan total pengerjaan 19 jam, maka kami mengerjakan busana tersebut dari pagi hingga sore”, tutur Mahasiswa kelahiran Pati ini.

Dewinta menerangkan keunggulan karyanya dibandingkan dengan peserta lain terletak pada dekorasinya yakni motif bulu dibagian pinggang dan manik-manik pada dada. “Saya memanipulasi bahan yang telah disediakan dimystery box, hingga menyerupai seperti bulu”, ucapnya.

“Cara memanipulasi bahan tersebut dengan cara menumpuk bahan hingga lapis empat kemudian dijahit serong lalu dipotong sesuai dengan arah serong jahitan. Kemudian, kain disikat dengan sikat gigi sampai menyerupai bulu-bulu”, terang mahasiswa angkatan 2012 ini.

“Dengan motif tersebut, para kompetitor lainnya sampai terheran-heran karena mereka pikir saya benar-benar menggunakan bahan bulu-bulu pada busana saya”, tambah perempuan yang hobi menggambar ini.

Dewinta menambahkan bahwa dewan juri juga memberikan pujian terkait fitting baju yang bagus di model yang juga menjadi nilai tambah dari karyanya.

Setelah menyandang predikat juara ASEAN di bidang Fashion Technology, Dewinta berencana untuk mengikuti seleksi pada ajang yang lebih tinggi yakni World Skill Competition yang akan diselenggarakan di Brazil pada 2015. (hryo)