Tim Karnaval FT UNY Juara I (lagi) Karnaval JFW 2014

Tim Karnaval Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta berbangga hati kembali meraih juara I diajang Carnaval yang merupakan rangkaian acara Jogja Fashion Week 2014 di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta, Minggu (22/6). Carnaval yang bertemakan "Pelangi Nusa" diikuti puluhan komunitas, desainer serta lembaga pendidikan dengan menonjolkan warna warni nusantara. Kali ini Tim Karnaval FT UNY mengirimkan dua tim dan keduanya berhasil meraih presetasi, yakni juara I dan Juarah harapan III.

Masing-masing tim mengambil tema Nekaratna Katulistingang yang berarti “Aneka ‘ratna’ atau permata yang berada di daerah garis katulistiwa yang merupakan tempat hidup asli burung Tingang. “Permata dalam hal ini merupakan segala kekayaan alam dan budaya yang berada di Kalimantan.” dan Nusaraya Empat Raja yang diartikan sebagai beragam jenis kekayaan alam dan budaya di wilayah yang luas atau besar dengan empat raja sebagai pemimpinnya”, tutur Afif Ghurub Bestari, dosen pembimbing tim Karnaval FT UNY.

Tim dengan tema Nusaraya Empat Raja berhasil meraih juara I yang didalam penampilan sepanjang Jalan Malioboro. Tim ini mengangkat upacara ikrar dari Empat Raja dan permaisurinya dibersamai seorang Ibu Suri serta aneka ragam flora, fauna serta keanekaragaman budaya tanah Papua sebagai klimaks. Sedangkan Tim Nekaratna Katulistingang meraih juara harapan 3.

Ini adalah kemenangan ke-6 tim Karnaval FT UNY pada ajang ini setelah pada sebelumnya dari 2009 – 2013 juga dinobatkan sebagai Juara I.

"Jogja Fashion Week (JFW) ini diselenggarakan oleh Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual Disperindagkop dan UKM DIY. Selain kegiatan fashion seperti karnaval agenda ini juga disemarakkan dengan pameran dagang, lomba cipta busana dan seminar", papar Tosa, salah satu  Panitia JFW seperti dikutip di halaman jogjatrip.com

JSW diharapkan menjadi brand image trend fashion di DIY yang konsisten untuk mempertahankan hasil karya tradisi budaya Indonesia. Disamping mengacu pada globalisasi ekonomi dunia, diharapkan nilai-nilai budaya pertiwi akan menjadi pasar global. (ratri)