Simulasi Rangkaian Upacara Adat Pernikahan

Eni Juniastuti, M.Pd.

Mahasiswa D3 Teknik Tata Rias UNY melakukan simulasi rangkaian upacara adat. Upacara adat sebelum prosesi pernikahan yaitu acara siraman untuk kedua calon mempelai pengantin. Tujuannya siraman adalah untuk membersihkan jiwa dan raga si calon pengantin agar menjadi lebih bersih dan suci lahir batin. Prosesi ini biasanya dimulai dari siraman yang dilakukan oleh kedua orangtua dahulu, setelah itu baru kakek dan nenek. Sebenarnya jumlah keluarga yang ikut memandikan tidak dibatasi, selama jumlahnya ganjil. Upacara siraman digelar dengan beberapa syarat perlengkapan yang harus disediakan, seperti air dari sumber mata air yang berbeda. Biasanya air siraman yang digunakan berasal dari 7 sumber mata air yang berbeda, kemudian ditaburi dengan kembang setaman (mawar, melati, kanthil dan kenanga) agar menjadi harum. Konyoh Manca Warna yang merupakan lima macam warna lulur/bedak basah yang dibuat dari tepung beras dan kencur serta bahan pewarna. Konyoh ini berfungsi sebagai sabun yang dapat menghaluskan tubuh. Dilanjutkan lagi dengan landha merang, santan kanil, air asem yang berguna sebagai shampo dan conditioner si calon pengantin saat siraman, diharapkan bermacam-macam cahaya bersinar menjadi satu dan meresap ke dalam tubuh calon pengantin sehingga tampak cantik dan mempesona. Kemudian dua butir kelapa yang sudah tua yang sebagian sabutnya diikat menjadi satu dan dimasukkan ke dalam air yang sudah ditaburi kembang setaman, mengandung makna agar kelak kedua mempelai selalu hidup rukun dan tetap hidup berdampingan sampai akhir hayat atau hidup rukun sampai maut memisahkan.