KANGAN INSTITUTE BELAJAR MEMBATIK DI FT UNY
Primary tabs
Kangan Institute, Australia kembali mengirimkan mahasiswanya untuk berkolaborasi desain batik di Program Studi Pendidikan Teknik Busana, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY), 02-13 Oktober 2017. Rombongan dari Kangan terdiri dari 12 mahasiswa Textile and Fashion dan 3 dosen pembimbing yang selama sekitar 10 hari belajar tentang batik mulai dari jenis, corak, sejarah dan hingga proses membatik. Megan Kirkham, Program Coordinator dari Kangan Institute menuturkan bahwa pihaknya berharap mahasiswanya dapat meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan tentang teknik desain batik karena saat ini batik kian populer di fashion tingkat dunia.
“Kami ingin belajar tentang kekayaan bahan lokal Indonesia serta berkolaborasi dengan mahasiswa Program Studi Teknik Busana FT UNY guna menghasilkan desain koleksi busana berbahan batik untuk pasar internasional,” ungkap Megan.
“Menggunakan bahan dasar batik dengan sentuhan gaya fasyen Australia, saya kira akan menjadi perpaduan yang sangat menarik,” imbuh Megan.
Tidak bisa dipungkiri, sejak diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya atau UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO pada 2009, batik kian hari makin terkenal dan telah memikat pasar internasional, seperti Australia Belanda, Prancis dan negara – negara lainnya.
Batik yang awalnya lebih populer di Jawa khususnya batik Yogyakarta, Solo dan Pekalongan kini telah berkembang dan menyebar hingga seluruh provinsi di Indonesia. Masing-masing daerah mulai menggali kembali corak spesifik dan unik sesuai dengan budayanya.
Dekan FT UNY, Dr. Widarto mengungkapkan bahwa batik adalah warisan budaya milik Indonesia, “sehingga saudara sekalian akan belajar tidak hanya sebatas proses pembuatannya namun juga filosofi yang terkandung didalamnya”, ungkapnya.
Kemudian Dekan FT UNY menyinggung tentang intensitas kerjasama dengan Kangan yang terjalin dengan begitu baik. “Kerjasama dengan Kangan Institute sudah terbina cukup lama dan sangat produktif dimana ini ketiga kalinya Kangan mengirimkan mahasiswanya kesini sedangkan beberapa waktu lalu dosen-dosen kami dari Program Studi Pendidikan Teknik Busana juga mempelajari eco-fashion di Kangan,” tandasnya.
Sementara itu, Tristan James Hyde, salah satu mahasiswa Kangan mengaku sangat terkesan dengan proses pembuatan batik yang sangat rapi, teratur dan mempresentasikan imajinasi tinggi dari pembuatnya.
“Kain ini memang sangat luar biasa, seolah sangat fleksibel dan bisa mengikuti perkembangan zaman, bahkan saat ini desain batik sangat inovatif dengan gaya yang terkesan casual, dan simple namun menarik ditambah dengan pilihan warna yang fresh sehingga terkesan elegan,” imbuhnya.
“Namun disin kami tidak hanya belajar tentang batik, tapi rakan-rekan di UNY telah mengenalkan banyak hal seperti tarian, bahasa dan berbagai bentuk kebudayaan lainnya,” tutup Tristan