DOSEN PROGRAM STUDI TEKNIK BUSANA MELAKUKAN PELATIHAN PEMBUATAN MUKENA DAN TAS KEMASAN BERBASIS BAHAN LOKAL DI KELURAHAN PANDOWOHARJO SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tim dari Program Studi Teknik Busana, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta melangsungkan pendampingan pelatihan dalam rangka Pengabdian Pada Masyarakat (PPM), dengan topik pelatihan pembuatan mukena dan tas kemasan berbasis bahan lokal di kelurahan Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.  Tim PPM kelompok dosen Program Studi Teknik Busana bekerjasama dengan ibu-ibu kelompok usaha berssama yang bernama “Srikandi Pandowoharjo” yang anggotanya berjumlah 20 orang. Tim pengabdi diketuai oleh Enny Zuhni Khayati, M.Kes., dan beranggotakan Sri Emy Yuli, M.Si., Triyanto, M.A., Nur Kholifah, M.Pd., Alicia C. Zvereva Gadi, M.Pd., serta melibatkan dua orang mahasiswa prodi Teknik Busana atas nama Lia Wulandari dan Kamaluddin.

Enny Zuhni menjelaskan bahwa PPM ini melatih para ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok usaha bersama “Srikandi Pandowoharjo” untuk membuat produk dengan bahan dasar lokal, yakni batik khas Sleman. “Untuk memberdayakan masyarakat setempat terutama kaum perempuan, maka pada tahun 2012 Ibu-ibu dari  berbagai strata ekonomi baik keluarga pra sejahtera, beranggotakan 20 orang membentuk sebuah kelompok unit usaha bersama dan dilatih membuat batik. Setelah mampu membuat produk batik sendiri, kelompok ini  berusaha memasarkan produknya. Namun seiring dengan perkembangan dan permintaan pasar saat ini, para pengrajin batik ini harus terus berinovasi membuat produk yang diminati khalayak pasar, tidak hanya memproduksi kain batik saja, tetapi juga mengolah kain batik tersebut menjadi produk-produk inovatif yang banyak diminati masyarakat saat ini”, ujarnya.

Menurutnya, produk mukena merupakan perangkat ibadah bagi kaum perempuan  yang beragama islam  mulai dari usia dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.  Produk mukena ini dapat di pasarakan ke daerah lain di Indonesia bahkan ke manca negara. “Dengan ketatnya persaingan dagang produk mukena yang dibuat  juga harus mampu bersaing dan dapat memenangkan persaingan tersebut. Masalah yang dihadapi oleh kelompok usaha bersama di desa pandowoharjo antara lain, belum mampu mengembangkan desain mukena yang berbasis bahan lokal, belum menguasai pembuatan polanya, dan teknik menjahit yang praktis dan berkualitas, serta mengemas yang menarik”.  

“Oleh karena itu, solusi permasalahan tersebut adalah dengan memberi pelatihan kepada para kelompok usaha bersama yang juga merupakan pengrajin batik untuk mampu membuat produk mukena dan tas kemasan berbasis bahan lokal (batik), dimulai dari mencipta desain, membuat pola, menjahit dan mengemas produk yang mudah dibuat, menarik, dan sangat dibutuhkan masyarakat”, imbuh Enny Zuhni.

Tidak hanya sampai disitu saja, tetapi pada pelatihan tersebut, diadakan evaluasi produk yang telah dibuat apakah produk tersebut sudah sesuai dan layak jual ataukah tidak. Setelah evaluasi dilakukan, maka instruktur memberikan pengetahuan kepada para peserta untuk menjual produk mukena dan tas kemasan yang telah dibuat dengan strategi pemasaran online yaitu dengan mempromosikan penjualan melalui media sosial instagram, facebook, youtube ataupun dengan media sosial yang lain. Dengan teknik tersebut, harapannya adalah agar para peserta dapat menjual produk tersebut untuk meningkatkan perekonomian/penghasilan.